Avatar, District 9 dan Star Trek Gunakan Autodesk

0
James Cameron bersama dengan Lightstorm Entertainment, merintis metode baru pembuatan film virtual untuk menciptakan Avatar, dengan bantuan piranti lunak Autodesk.

Nolan Murtha, pengawas efek digital di Lightstorm Entertainment mengatakan, para pembuat film mampu membuat film yang inovatif dengan bantuan peralatan Autodesk Digital Entertainment: penampilan dari para aktor diterapkan ke dalam karakter digital yang sudah dibuat sebelumnya dan dilihat secara langsung oleh sutradara dan sang aktor sendiri melalui piranti lunak Autodesk MotionBuilder.

Piranti lunak Autodesk Maya digunakan untuk menciptakan karakter digital dan lokasi sementara piranti lunak Autodesk Mudbox digunakan untuk pemahatan digital.

Sementara itu, film District 9, sebuah drama sains ilmiah dibuat dengan karakter ciptaan komputer dan lokasi digital. Perusahaan efek visual Image Engine menggunakan Maya dan MotionBuilder untuk membantu menciptakan lebih dari 300 adegan efek visual termasuk untuk makhluk asing yang rumit namun masuk akal.

Belum lagi, para seniman dari Industrial, Light & Magic (ILM) menggunakan perpaduan dari piranti lunak Maya dan Autodesk Inferno, untuk membantu menciptakan efek visual dan karakter mengagumkan namun tetap sesuai dengan versi serial televisinya, Star Trek.

 “Kecepatan dari Maya, kemampuannya untuk melakukan pengulangan dengan mudah dan menyatu tanpa bekas dengan fondasi piranti lunak Zeno milik kami, membuat sebuah satuan perangkat yang tidak membatasi kreativitas, namun justru secara fakta menjadi kunci sukses dari proyek ini. “ kata ILM Animation Director Paul Kavanagh.

Dibalik Film Avatar Yang Fantastis

0
Film Avatar hasil besutan sutradara James Cameron memang fantastis. Gambar yang dihasilkan dalam film itu menggunakan teknogi 3D yang paling mutakhir sehingga menampilkan kualitas mendetail yang hampir sempurna.


Film ini diproduksi oleh LightStrom Enteraiment, dengan menggunakan teknologi CGI (Computer-Generated Imagery) hasil kerja sama dengan Weta Digital asal Selandia Baru.

Pengambilan gambarnya menggunakan sistem kamera fusion 3D, dan tak lupa Cameron juga memberikan sentuhan resolusi film 3D high-resolution dari Los Angles Studio, yang kemudian harus diterjemahkan ke dalam komponen film.

File-file inilah yang kemudian di simpan di storage oleh di Isilon IQ.

"Produksi Avatar menghasilkan puluhan terabyte data dalam berbagai format, termasuk file digital yang besar dan file metadata instruksional. Data Terabyte diciptakan setiap pekan dan, kadang-kadang satu hari," jelas keterangan yang ditulis Isilon, seperti dilangsir dari The Register.

Lightstorm bisa menembak, mengambil gambar dari lokasi tertentu dan kemudian mengakses konten terbaru dari IQ Isilon cluster dengan filesystem global. Isilon mengatakan bahwa node baru ditambahkan sesuai kebutuhan.

Selain itu, Weta memilih NetApp yang digunakan untuk menyimpan data yang masuk, kemudian digunakan sejumlah workstation besar dan server berbilah dengan total 30.000 core untuk bekerja di atasnya.

Filers NetApp yang dipasangkan dengan sampai lima kartu ekselerator Cache DRAM 160GB di controller mereka, PAM (Percepatan Kinerja Modul) cache, untuk mempercepat akses file oleh Weta bagi orang-orang kreatif.

Hasilnya, Avatar yang telah dikonsep oleh James Cameron dari 14 tahun yang lalu menjadi sebuah film yang fantastis.

Hargai Apa Yang Kita Miliki

0
Pernahkah kalian mendengar kisah Helen Kehler? 
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan 
dalam kondisi buta dan tuli. 

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa 
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm 
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya 
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan 
memilih untuk lahir dalam keadaan normal. 

Namun siapa sangka, dengan segala 
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup 
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu 
memberikan motivasi dan semangat hidup 
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti 
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah 
diucapkan Helen Kehler:

  "It would be a blessing if each person 
  could be blind and deaf for a few days 
  during his grown-up live. It would make
  them see and appreciate their ability to 
  experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah 
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa 
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja. 

Dengan demikian, setiap orang akan lebih 
menghargai hidupnya, paling tidak saat 
mendengar suara!

Sekarang, coba kalian bayangkan sejenak....
Kalian menjadi seorang yang buta 
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu 
tersebut. Jangan biarkan diri kalian melihat 
atau mendengar apapun. 

Selama beberapa hari itu kalian tidak bisa 
melihat indahnya dunia, kalian tidak bisa 
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan 
bahkan kalian tidak bisa menikmati musik/radio 
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana? Apakah beberapa hari cukup berat? 
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Gue yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, 
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur 
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada 
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah 
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah 
menghargai apa yang sudah kita miliki. 

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan 
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati 
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba kalian renungkan, bagaimana orang yang 
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah 
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia 
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk 
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita 
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal 
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif 
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik. 

Just My Argument

0

         Di jaman sekarang, hidup semakin sulit, kebutuhan semakin meningkat sementara sumber daya yang ada tidak mencukupi dan parahnya tidak diperbaharui. Akibatnya, sudah pasti harga kebutuhan melonjak tinggi. Gue walaupun masih muda, bukannya gue sok tahu atau sok eksis, gue cuma mengeluarkan argumen yang gue punya.

         Pergaulan anak jaman sekarang juga udah berbeda, mungkin bisa disebut 'anak gahoel'. Tapi macam-macam dari mereka mempunyai gaya style masing-masing. Contohnya dalam hal musik, ada mereka yang menyukai genre "emo" dengan ciri screamnya, ada juga yang suka aliran punk rock dengan penampilan yang berbeda, ada juga yang berpegang teguh pada rock n roll musik dengan ciri rambut gondrongnya. Tapi kebanyakan ada juga yang cenderung menyukai 'lagu-lagu cengeng' dan masih banyak lagi.

         Berbagai aliran musik muncul, dan anehnya di indonesia kenapa aliran seperti melayu, slow pop, pop rock sangat disukai pada saat ini? Banyak juga band-band baru bermunculan, yang sangat disayangkan ada yang tetap eksis dalam dunia musik namun tak sedikit pula yang hanya sekedar "numpang lewat" saja.

Kalian yang membaca argumen saya ini, termasuk genre apa yang anda sukai? Rock? Melayu? Punk? Underground? Pop? Itu kebebasan kalian masing-masing.